Contoh undangan tahlil 40, 100, 1000 hari orang wafat

Sobat, ini cuma berbagi ilmu aja ya, nanti kalo dibutuhkan sobat bisa langsung buat dan tahu langkah-langkah membuatnya... kayak saya ini waktu di suruh buat undangan tahlil saya bingung meskipun dibantu karena gak punya contohnya, nah maka dari itu supaya sobat dapat dengan mudah membuantnya sobat dapat melihat contoh berikut :


Assalamu’Alaikum Wr. Wb


Dengan rahmad dan Ridho Allah SWT.
Kami sekeluarga mengharap kehadiran bapak atau saudara
guna ikut serta memberikan do’a dan tahlil pada acara
40 hari wafatnya almarhumah:


SALAHUDIN

Yang insya Allah dilaksanakan pada:

Hari : Selasa, 20 November 2012 (Malam Rabu)
Jam : 18.00 WIB (Ba’da Sholat Magrib)
Tempat : Rumah Almh. Handika (Rumah Bpk. Wicaksono


Demikian atas kehadiran bapak atau saudara, kami sekeluarga
Ucapkan terima kasih.
Semoga kita sekalian mendapat limpahan pahala dari Allah SWT.
Amin............ Ya Robbal ‘Alamin


Wassalamu’Alaikum Wr. Wb

Untuk bingkainya sobat dapat mendownload disini => 

Bingkai office word terbaru 2013, tersedia sekitar 3000 bingkai yang bagus.
Read More »

Pengertian dari STATUS QUO adalah..

Penertian dari Status quo dalam materi Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) adalah sebagai berikut :

Status quo adalah satu struktur yang berfungsi untuk mengekalkan apa yang sedia ada. Contoh yang boleh kita lihat bagi mentakrifkan status quo adalah seperti berikut:
Petani A telah membuka tanah baru untuk tujuan pertanian. Tidak lama selepas itu, petani B telahmembuat aduan kepada pihak berkuasa bahawa petani A telah membuka tanah di kawasan petani B. Petani A mengatakan bahawa tanah tersebut adalah miliknya dan petani B juga mendakwa bahawa tanah itu adalah miliknya. Kes ini telah dibawa ke mahkamah untuk tujuan pengadilan dan kedua-dua petani tersebut gagal mengemukakan dokumen sah sebagai pemilik yang sah kepada tanah tersebut. Oleh yang demikian, mahkamah telah mengeluarkan surat perintah bahawa tanah itu harus dibiarkan dalam keadaan sebagaimana adanya. Arahan perintah inilah yang dinamakan sebagai status quo.
RAPAT RAKSASA IKADA Pada tanggal 17 Agustus 1945 jam 10.00 pagi hari bertempat dimuka rumah dijalan Pegangsaan Timur no.56 telah diadakan upacara PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA. Dalam peristiwa ini Ir Sukarno dihadapan rakyat Jakarta Raya membacakan teks Proklamasi yang berbunyi : Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan KEMERDEKAAN INDONESIA, hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Peristiwa ini dapat berlangsung berdasarkan musyawarah para pemuka rakyat dari seluruh Indonesia menjelang pagi hari dirumah Laksama Maeda jalan Imam Bonjol no.1[1] Jakarta, yang berpendapat bahwa telah tiba saatnya untuk menyatakan kemerdekaan itu. Mengingat lembaga dimana para pemuka rakyat Indonesia ini bergabung pada zaman Jepang bernama PANITIA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (disingkat PPKI) maka dapat dikatakan lembaga inilah yang kemudian bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan tindak lanjut amanat PROKLAMASI. Pada tanggal 18 Agustus 1945 bertempat digedung BP7 sekarang[2], Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengambil keputusan, mensahkan dan menetapkan UUD dasar negara Republik Indonesia. Isi UUD ini yang utama adalah membentuk Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan ditangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian. Setelah itu PPKI melaksanakan pemilihan Presiden dan wakil Presiden yang dalam hal ini secara aklamasi disetujui Bung Karno sebagai Presiden dan Bung Hatta sebagai wakil Presiden. Selain itu ditetapkan pula bahwa untuk sementara waktu Presiden dibantu oleh sebuah Komite Nasional (KNI). Pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI menetapkan adanya 12 Kementerian dalam Pemerintahan NKRI dan pembagian daerah menjadi 8 Propinsi yang dikepalai seorang Gubernur. Setiap Propinsi dibagi dalam Kresidenan yang dikepalai oleh seorang Residen. Gubernur dan Residen dibantu oleh Komite Nasional daerah. PPKI berhubung dengan semangat baru dalam alam kemerdekaan, secara singkat kemudian disebut PANTIA KEMERDEKAAN (PK) [3]. Dalam sidangnya tanggal 22 Agustus 1945 PK membentuk Komite Nasional, Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan Keamanan Rakyat. Anggota KNI pusat (KNIP) dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 oleh Presiden Sukarno.bertempat digedung Kebudayaan (sebelumnya bernama gedung Komidi sekarang gedung Kesenian). Dalam sidang KNIP malam hari telah terpilih Mr Kasman Singodimedjo sebagai ketua, Sutardjo Kartohadikusumo sebagai wakil ketua I, Mr.J.Latuharhary sebagai wakil ketua II dan Adam Malik sebagai wakil ketua III. Pada tanggal 31 Agustus 1945, atas perintah Presiden dikeluarkan maklumat Pemerintah yang berisi, berhubung dengan pentingnya kedudukan dan arti KNI untuk memusatkan segala tindakan dan susunan persatuan rakyat maka gerakan dan persiapan PNI untuk sementara waktu ditunda dan aktivitasnya harus dicurahkan kedalam KNI. Kabinet pertama (Presidensiel) baru terbentuk pada tanggal 5 September 1945 dimana Bung Karno bertindak selaku perdana menteri dan sejumlah pemuka ditunjuk sebagai menteri dalam 12 Kementerian yang disebut diatas. Pemerintahan ini juga memiliki 4 orang menteri negara dan 4 pimpinan lembaga lainnnya yaitu, Ketua Mahkamah Agung, Jakasa Agung, Sekretaris Negara dan Juru bicara negara.
IBUKOTA JAKARTA 
Daerah Jakarta Raya dizaman Jepang berbentuk daerah khusus kota besar (Tokobetsu) dan Soewiryo menjabat wakil walikota. Pada saat kemerdekaan tahun 1945 Soewirjo mengambil alih jabatan walikota tersebut kemudian menunjuk Mr Wilopo sebagai wakilnya. Meskipun Pak Wirjo begelar Walikota namun dia lebih dikenal sebagai Bapak Rakyat Jakarta. Sebagai orang yang berkecimpung lama dalam Pemerintahan Kota aktifitas beliau amat khusus. Kantornya dibalai kota jalan Merdeka selatan Jakarta sekarang. Saat Proklamasi 17 Agustus 1945 dipegangsaan timur 56, Pak Wiryo bertindak selaku ketua panitia mempersiapkan dan menyelenggarakan acara tersebut. Ketua KNI Jakarta Raya adalah Mr Mohammad Roem. Pengurus pusat Komite Nasional dan cabang kota Jakarta serta pengurus besar PNI berkantor dibekas gedung Jawa Hokokai (sekarang gedung Mahkaman Agung disamping Departemen Keuangan lapangan Banteng Jakarta). Gedung milik RI inipun dipergunakan sebagai tempat rapat-rapat kabinet yang pertama. Setelah 17 Agustus 1945, berita Proklamasi dari Jakarta segera menyebar kseluruh tanah air melalui media elektronik (saat itu radio dan kontak-kontak telegrafis) dan cetak maupun dari mulut kemulut. Dengan sendirinya timbullah reaksi spontan yang amat bergelora. Akibatnya selama bulan Agustus dan September 1945 telah diadakan berbagai kegiatan massa seperti rapat-rapat regional wilayah maupun rapat-rapat lokal ditingkat kecamatan-kelurahan atau pada tempat-tempat berkumpul lainnya. Rapat wilayah kota Jakarta yang cukup besar terjadi pada ahir bulan Agustus 1945. Yaitu rapat rakyat dalam rangka menyambut berdirinya KNI yang bertempat dilapangan Ikada. Setelah rapat bubar, sebahagian massa mengadakan gerakan pawai berbaris mengelilingi kota dengan mengambil rute Ikada, Menteng Raya, Cikini dan Pegangsaan Timur. Dimuka rumah Pegangsaan Timur 56, Presiden Sukarno dan Ibu Fatmawati serta sejumlah menteri menyambut[4].
RAPAT RAKSASA IKADA
Kegiatan rakyat seperti ini menarik perhatian pihak Jepang dan khawatir akan menimbulkan hal-hal yang berlawanan dengan dengan ketentuan penguasa Jepang sesuai instruksi sekutu [5]. Maka pada tanggal 14 September 1945 dikeluarkan larangan untuk berkumpul lebih dari 5 orang. Ditambah larangan untuk melakukan kegiatan-kegiatan provokasi yang memunculkan demonstrasi melawan penguasa Jepang. Padahal saat itu sedang dipersiapkan sebuah rapat yang lebih besar dan sudah bersifat rapat raksasa yaitu Rapat Raksasa Ikada. Ide pertama rencana tersebut, datangnya dari para pemuda dan mahasiswa dalam organisasi Commite van Actie yang bermarkas di Menteng 31 Jakarta[6], untuk mengadakan peringatan 1 bulan Proklamasi pada tanggal 17 September 1945. Gagasan ini didukung oleh Pak Wirjo selaku walikota Jakarta Raya dan ketua KNI Jakarta Raya, Mr Mohammad Roem. Maka dengan serentak Pemuda-Mahasiswa menyelenggarakan persiapan teknis berbentuk panitia. Lebih lanjut kemudian mereka mengkomunikasikan rencana tersebut pada pimpinan rakyat tingkat kecamatan (saat itu bernama Jepang, Siku) maupun kelurahan. Akibatnya berita ini menyebar amat luas sampai keluar Jakarta. Tapi rencana ini tidak dapat segera terlaksana karena Pemerintah Pusat menolak menyetujuinya dengan pertimbangan kemungkinan terjadinya bentrokan fisik dengan tentara Jepang yang masih berkuasa yang seperti dikatakan diatas, sudah befungsi sebagai alat sekutu. Melihat situasi ini pihak panitia kemudian memundurkan acara menjadi tanggal 19 September 1945 dengan harapan Pemerintah mau menyetujuinya Menurut Pemuda-Mahasiswa Rapat Raksasa ini amat penting. Karena meskipun gaung Kemerdekaan sudah menyebar kemana-mana sejak Proklamasi, namun rakyat belum melihat terjadinya perubahan-perubahan nyata ditanah air. Misalnya hak dan tanggung jawab Pemerintah belum nampak dalam aktifitas kenegaraan sehari-hari, apalagi kalau dikaitkan dengan amanat Proklamasi. Maka Rapat Rksasa amat perlu untuk menggambarkan bahwa NKRI memiliki legitimasi sosial-politik dengan cara mempertemukan langsung rakyat dan pemerintah.. Dan dalam kesempatan ini diharapkan rakyat mendukung Pemerintah RI yang merdeka dan berdaulat. Mungkin Presidenpun akan memberikan komando-komandonya. Dalam perkembangan selanjutnya meskipun telah diadakan pertemuan antara panitia dan Pemerintah tetap tidak dicapai kata sepakat. Ahirnya pada tanggal 19 September 1945 tiba juga. Sejak pagi hari rakyat yang sudah yakin akan diadakan rapat raksasa tersebut sejak subuh pagi hari berduyun-duyun mendatangi lapangan ikada dan berkumpul membentuk kesatuan massa yang amat besar. Untuk menenangkan massa rakyat ini, pihak Pemuda-Mahasiswa mengajak bernyanyi. Atas usaha panitia, telah siap sistim pengeras suara yang cukup memadai, ambulance kalau-kalau diperlukan ada yang membutuhka pertolongan medis, dokumentasi yang dilaksanakan oleh juru foto dari kelompok ikatan jurnailistik profesional maupun amatir serta camera man Berita Film Indonesia (BFI). Pihak penguasa Jepang yang melihat derasnya arus rakyat yang menuju Ikada dan telah berkumpulnya massa yang besar, memanggil para penaggung jawab daerah Jakarta. Pak Wiryo dan Mr Roem mendatangi kantor Kempetai dan berusaha menjelaskan maksud dan tujuan dari berkumpulnya rakyat di Ikada dan mengatakan gerakan spontan ini hanya bisa diatasi oleh satu orang yaitu Presiden Soekarno sendiri. Tapi pihak Jepang tidak mau mengambil resiko dan mengirim satuan tentara yang dilengkapi kendaraan lapis baja. Penjagaan segera dilaksanakan oleh pasukan bersenjata dengan sangkur terhunus dilengkapi peluru tajam. Sementara kabinet Pemerintah RI tetap menolak. Bahkan ada berita kalau Presiden dan kabinetnya kalau perlu akan bubar. Mahasiswa segera mengambil inisiatip. Mereka mendatangi Presiden Soekarno pagi subuh tanggal 19 September 1945. Dijelaskan bahhwa Jepang tidak mungkin akan bertindak keras karena sesuai dengan tugas`sekutu, amat berbahaya bagi keselamatan kaum interniran [7]. Selain itu tentara Jepang akibat kalah perang telah kehilangan semanngat. Nampaknya Presiden mau diajak kompromi dan berjanji akan membicarakannya dalam rapat kabinet pagi hari.
RAPAT KABINET 
Pada tanggal 19 September 1945 pagi hari memang berlangsung rapat kabinet untuk membicarakan antara lain akan dibentuknya Bank Negara Indonesia. Rapat yang sedang berlangsung digedung ex Jawa Hokokai [8] tidak kunjung selesai juga sampai waktu telah menunjukkan pukul 16.00. Para Pemuda-Mahasiswa mendesak terus agar Presiden segera berangkat ke Ikada. Mereka mengatakan bahwa tidak akan bertanggung jawab kalau masa berbuat sesuatu diluar kontrol, padahal rakyat hanya menginginkan kedatangan para pemimpinya untuk menyampaikan amanat sebagai kelanjutan Proklamasi. Sebagai jaminan Pemuda-Mahasiswa akan menjaga keselamatan para anggota kabinet tersebut. Ahirnya Presiden Sukarno mengambil keputusan akan ke Ikada. Bagi para anggota kabinet lainnya yang berkeberatan dipersilahkan untuk tidak ikut. Namun nyatanya semua yang hadir dalam gedung ex Jawa Hokokai dengan kendaraan masing-masing juga menuju Ikada. Presiden Sukarno dikawal Pemuda-Mahasiswa dengan menggunakan mobil menuju lapangan Ikada dengan lebih dahulu mampir di Asrama Prapatan 10 Jakarta karena akan bertukar pakaian. Ketika Presiden tiba rombongannya ditahan oleh sejumlah perwira Jepang utusan dari Jenderal Mayor Nishimura yaitu yang dipimpin oleh Let.Kol Myamoto. Jelas ini bukan Kempetai dan menggambarkan Jepang memakai kebijaksanaan lunak. Dalam pembicaraan tersebut Presiden menjamin akan mampu mengendalikan massa meskipun nampaknya massa rakyat sudah siap bentrok fisisk. Hal ini dapat terlihat dimana rakyat yang mempersenjatai diri dengan bambu runcing, golok, tombak dan sebagainya [9].
PIDATO 5 MENIT 
Ternyata Presiden hanya bebicara tidak lebih dari lima menit lamanya. Yang isinya : Percayalah rakyat kepada Pemerintah RI. Kalau saudara-saudara memang percaya kepada Pemerintah Republik yang akan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan itu, walaupun dada kami akan dirobek-robek, maka kami tetap akan mempertahankan Negara Republik Indonesia. Maka berilah kepercayaan itu kepada kami dengan cara tunduk kepada perintah-perintah dan tunduk kepada disiplin. Setelah pidato Presiden selesai rakyat yang sudah bertahan di Ikada selama lebih dari 10 jam ahirnya bubar dengan teratur tampa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Padahal kalau diperhitungkan massa yang besar tersebut sudah bersifat ancaman (prediksi) terjadinya konflik fisik yang mungkin dapat memunculkan pertumpahan darah yang tidak terkira. Nampaknya semua pihak puas. Rakyat puas atas kemunculan Presiden dan para menterinya. Demikian pula Pemerintah senang karena dapat memenuhi tuntutan pemuda mahasiswa. Lebih-lebih Jepang yang terhindar dari sikap serba salah. Rupanya mereka takut mendapat sangsi pihak sektu kalau tidak mampu mengatasi keadaan Jakarta dari keadaan yang teteram dan damai.
ARTI DAN MAKNA RAPAT RAKSASA IKADA 19 SEPTEMBER 1945.
  1. Sebagai titik pangkal dukungan politik dan kesetiaan rakyat secara langsung atas telah berdirinya NKRI pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebagai realisasi amanat Proklamasi, rakyat kemudian melakukan pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang termasuk pengambil alihan semua fasilitas pemerintahan.
  2. Kesetiaan rakyat ini merupakan awal dari gerakan mempertahankan kemerdekaan selanjutnya. Tindakan yang segera dilakukan adalah pengambil alihan fasilitas militer dari Jepang. Dan setelah September 1945, muncullah perlawanan bersenjata rakyat terhadap kaum penjajah diberbagai daerah seperti, pertempuran Surabaya, disekitar Jakarta, Bandung lautan Api, pertempuran 5 hari di Semarang, di Magelang, Ambarawa, di Palembamg, di Medan dan masih banyak lagi.
  3. Pihak sekutu yang wakil-wakilnya sudah mulai berdatangan ke Indonesia, melihat bahwa informasi Pemerintah Hindia-Belanda dipengasingan tidak benar bahwa Pemerintah RI yang baru berdiri hanya semata-mata bikinan Jepang atau merupakan boneka Jepang. Pemerintah RI adalah Pemerintah sah yang legitimate yang didukung rakyat. Dan rakyat Indonesia tidak bersedia untuk dijajah kembali. Kekhawatiran pihak sekutu terutama pada keselamatan ratusan ribu kaum interniran yang berada dipedalaman. Mereka masih bertanya-tanya langkah apa yang terbaik yang harus dilakukan. Melihat kepatuhan rakyat dalam Rapat Raksasa Ikada ini kepada Soekarno, mereka mengambil sikap untuk mengajak kerja sama pemerintah RI dalam penyelesaian pengangkutan Jepang dan evakuasi para interniran dan mengumpulkannya di Jakarta. Panitia kerja sama Inggris-Indonesia ini dalam tahun 1946 resmi bernama PANITIA OEROESAN PENGANGKUTAN DJEPANG DAN APWI (POPDA)

Read More »

Pengertian Syair dan jenis-jenis Syair

Menemukan Tema dan Pesan Syair Tahukah sobat tentang SyairSyair adalah salah satu jenis puisi lama. Ia berasal dari Persia (sekarang Iran) dan telah dibawa masuk ke Nusantara bersama-sama dengan kedatangan Islam.
Kata Syair berasal dari bahasa Arab syu'ur yang berarti perasaan. Kata syu'ur berkembang menjadi kata syi'ru yang berarti puisi dalam pengertian umum. Syair dalam kesusastraan Melayu merujuk pada pengertian puisi secara umum. Akan tetapi, dalam perkembangannya Syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra Syair di negeri Arab.
Penyair yang berperan besar dalam membentuk Syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain:
Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
Menurut isinya, Syair dapat dibagi menjadi lima golongan, sebagai berikut.
1. Syair Panji
Syair panji menceritakan tentang keadaan yang terjadi dalam istana
dan keadaan orang-orang yang berada atau berasal dari dalam istana.
Contoh Syair panji adalah Syair Ken Tambuhan yang menceritakan tentang
seorang putri bernama Ken Tambuhan yang dijadikan persembahan kepada
Sang Ratu Kauripan.
2. Syair Romantis
Syair romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada
cerita pelipur lara, hikayat, maupun cerita rakyat. Contoh Syair romantis
yakni Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang
telah dibuang ibunya. Setelah beberapa lama ia dicari Putra Bangsawan
(saudaranya) untuk bertemu dengan ibunya. Pertemuan pun terjadi dan
akhirnya Bidasari memaafkan ibunya, yang telah membuang dirinya.
3. Syair Kiasan
Syair kiasan berisi tentang percintaan ikan, burung, bunga atau buahbuahan.
Percintaan tersebut merupakan kiasan atau sindiran terhadap
peristiwa tertentu. Contoh Syair kiasan adalah Syair Burung Pungguk yang
isinya menceritakan tentang percintaan yang gagal akibat perbedaan
pangkat, atau seperti perumpamaan "seperti pungguk merindukan bulan".
4. Syair Sejarah
Syair sejarah adalah Syair yang berdasarkan peristiwa sejarah.
Sebagian besar Syair sejarah berisi tentang peperangan. Contoh Syair
sejarah adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu bernama Syair Sipelman),
berisi tentang perang antara orang-orang Makassar dengan Belanda.
5. Syair Agama
Syair agama merupakan Syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi
empat yaitu: (a) Syair sufi, (b) Syair tentang ajaran Islam, (c) Syair riwayat
cerita nabi, dan (d) Syair nasihat.
Perlu sobat ketahui, setiap Syair pasti mengandung pesan tertentu.
Pesan tersebut dapat sobat simpulkan setelah memahami isi sebuah Syair.
Pada Materi A ini sobat akan belajar menyimpulkan tema dan pesan Syair.
Read More »

Contoh Teks Anekdot yang Singkat

Contoh teks anekdot yang singkat dan benar
Ditahun pemilu ini, berita seputar partai politik, kampanye, dan isu capres cawapres menjadi bahan perbincangan hangat dan menarik untuk diikuti oleh semua orang. Ditambah pemberitaan yang terus-menerus oleh media masa menyebabkan suasana pemilu semakin tak terbendung. Masyarakat pun sangat antusias mengikuti perkembangan politik di tanah air, salah satunya yaitu perbincangan mengenai partai yang akan dia coblos di pemilu legislatif. Fenomena ini terjadi di seluruh elemen masyarakat, bahkan pelajar yang masih belum memiliki hak untuk nyoblos pun tidak ketinggalan. Di usia yang labil, tak jarang mereka terlalu fanatik untuk mempertahankan opini bahwa partai mereka yang paling baik, hal ini sering kali menyebabkan perselisihan diantara mereka.
Pada pagi hari, di dalam kelas di suatu sekolah SMA Negeri, beberapa siswa sedang terlibat dalam perbincangan mengenai partai politik yang mereka dukung.
Pada saat kelas mulai ramai, perbincangan dimulai saat Adi bertanya kepada Budi tentang partai apa yang dia dukung.
Ali: “ Bud di pemilu tahun ini kamu dukung partai apa ?”
Budi: “Aku dukung partai Hanura, karena Hanura berasal dari hati nurani rakyat” (dengan bangga dan tanpa pikir panjang)
Ali: “ Ngapain dukung Hanura hanura itu kan statusnya HANya Untuk penggembiRA, yang bagus itu ya partai PKB, islami dan beriman.” (merasa puas)
Beberapa anak tertawa, dan Dani langsung menanggapi
Dani: “aku engga dukung PKB karena PKB itu partainya Para Kyai Berkoalisi, mending PAN partai yang amanah dengan rakyat.”
Setangah siswa di kelas tertawa, dan Udin langsung menanggapi
Udin: “jangan dukung PAN karena PAN itu Perhimpunaan Artis Nasional, yang cocok itu ya partai PPP.”
Seluruh siswa tertawa, dan Rian yang merupakan anak alim langsung menanggapi
Rian: “Aku setuju dengan Udin, lebih baik kita milih PPP karena PPP itu Partai Pilihan Pesantren.”
Seluruh siswa di kelas itu tertawa dan bertepuk tangan.
Read More »

pengertian, ciri-ciri, dan contoh paragraf naratif

pengertian paragraf naratif
Paragraf naratif adalah suatu bentuk wacana yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada para pembaca suatu
peristiwa dalam urutan dan kurun waktu tertentu (Gorys Keraf,
Argumentasi dan Narasi, 189: 136). Titik sentral karangan naratif adalah
kisah, melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu
rangkaian waktu. Selain itu adanya tokoh yang dikisahkan, adanya
alur/plot dalam penyampaian merupakan ciri yang dapat dijadikan
untuk membedakan karangan naratif dengan bentuk karangan lainnya.
Tetapi yang perlu kamu pahami adalah ada dua jenis paragraf naratif.
Pertama, narasi ekspositoris yang menggambarkan rangkaian perbuatan
secara informatif dengan tujuan memberi pengetahuan seperti dalam
bentuk biografi dan autobiografi. Kedua, narasi sugestif yang
menggambarkan rangkaian perbuatan sedemikian rupa dengan tujuan
merangsang daya khayal/imajinasi pembaca, seperti dalam bentuk
cerpen dan novel.

Ciri-ciri paragraf naratif
1) Termasuk jenis tulisan ilmiah atau nonfiksi atau biografi, autobiografi, sejarah, silsilah.
2) Termasuk jenis tulisan fiksi atau khayalan (cerpen, novel, roman).
3) Tidak memiliki kalimat utama (semua kalimat merupakan rincian).
4) Bertujuan menceritakan.

contoh paragraf naratif
Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah
seberang kali sebelah timur, terdengar suara jeritan orang. Tetapi
selintas saja, jeritan diputuskan oleh sebuah letusan yang sangat
hebat … kemudian hening seketika. Desingan yang banyak mulai
reda, tinggal satu-satu letusan di sana sini. Warsinah menegakkan
kepala, matanya mulai liar, badannya dihadapkan ke timur, ke
arah jeritan datang, kemudian membalik menghadap ke barat,
tegak bertolak pinggang, lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari
kencang sambil berkomat-kamit. Dari komat-kamit mulutnya
keluar lagi perkataan seperti biasa, tiada berujung tiada
berpangkal: …. si bengis lagi, si ganas lagi …. dan ia lari terus, lari
lepas bagai selancar saja, tiada kaku kukunya. Dan ketika sampai
di jalan pertemuan antara jalan kereta dan jalan raya, ia berhenti
sebentar, seolah-olah berpikir, kemudian ia berbelok menurutkan
jalan raya. Dari jauh dalam pandangan kabur sambil berlari, ia
melihat benda bergerak, berderet sepanjang jalan, tetapi sebelum
ia tahu benar apa yang dilihatnya, sebuah peluru datang
menyongsong, tepat menembus tulang dadanya. Warsinah
terpelanting, jatuh tersungkur di tengah jalan. Sebentar berontak
merentak-rentak, mengerang, menyumpah-nyumpah, terhambur
pula sumpah serapahnya: si bengis lagi, si ganas lagi, hitam, kejam
… rupanya dalam ia bergelut mempertahankan hidupnya dengan
sakaratul maut, kebenciannya kepada si hitam kejam, si bengisganasnya,
masih sanggup mengatasi renggutan tangan Malaikat
pengambil nyawa yang akan menceraikan rohnya dengan badan
kasarnya. Kemudian lemah tak berdaya …Warsinah yang sebentar
ini masih menjadi kerangka hidup, kini benar-benar sudah menjadi
kerangka mati. Mati terhampar di tengah jalan, tiada dihiraukan
orang, tidak ada yang menangis meratapi. Ia meninggal sebagai
pahlawan yang dapat dibanggakan oleh bangsa, tiada sebagai
kurban pembela kemerdekaan. Ia mati hanya sebagai kurban
kebuasan, salah satu kurban dari sekian banyaknya. Ia mati karena
nasibnya, demikian sudah menurut suratan tangan, ya, ia mati
karena kehendak Ilahi.
Read More »

Pengertian beserta Contoh Paragraf Argumentatif


Mengembangkan suatu paragraf argumentasi dapat dilakukan
dengan beberapa pola pengembangan paragraf, salah satunya dengan
pola hubungan sebab-akibat. Sebagai suatu bentuk tulisan yang bertujuan
meyakinkan pembaca, apa yang diungkapkan itu merupakan suatu
kebenaran, maka alasan yang kamu kemukakan harus masuk akal
sehingga dapat dipahami pembaca. Pola hubungan sebab-akibat dalam
pengembangan paragraf argumentasi, dilakukan dengan cara
menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang lain. Fakta yang
satu merupakan sebab fakta yang lain, sebaliknya fakta yang satu dapat
merupakan akibat fakta yang lain. Ada tiga jenis hubungan sebabakibat.

1. Pola Hubungan Sebab-Akibat
Pola paragraf ini dimulai dengan menguraikan fakta-fakta
penyebab, dan pada akhir paragraf merupakan kesimpulan yang
menjadi akibat.

Generasi muda sekarang enggan mempelajari alat-alat musik
yang terbuat dari bambu seperti calung dan angklung. Hal yang
lebih memprihatinkan lembaga sekolah pun sekarang jarang mengajarkan.
Selain itu, sedikit sekali seniman yang mampu membuat alat musik
tradisional bambu. Toko alat-alat musik jarang menyediakan alat-alat
musik sejenis itu. Mereka lebih suka menjual alat-alat musik modern.
Seni dan alat musik bambu sekarang menjadi sesuatu yang langka
dan jarang ditemukan di negeri ini.
2. Pola Hubungan Akibat-Sebab
Pola ini dimulai dengan menguraikan fakta yang menjadi akibat,
kemudian diakhiri suatu kesimpulan penyebabnya.

Saat ada berita bahwa Iwan tidak naik kelas teman-temannya
sudah tidak terkejut lagi. Dalam bulan-bulan terakhir Iwan jarang
masuk ke sekolah. Berapa kali ulangan dari berbagai mata pelajaran dia
tidak mengikutinya. Terutama pelajaran PKn dan Agama yang
selalu dianggap enteng oleh Iwan, dia mendapat nilai dibawah enam.
3. Pola Hubungan Sebab – Akibat 1 – Akibat 2
Suatu sebab dapat pula menimbulkan serangkaian akibat. Akibat
pertama adalah menjadi sebab timbulnya akibat kedua. Demikian
seterusnya sehingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Read More »